Menghadapi Teman yang Melakukan Self-Harm

Tbh, saya tidak pernah selfharm tapi saya mengenal beberapa orang yang melakukannya. Orang-orang tersebut memiliki masalah di kesehatan mental dan sudah didiagnosis psikolog/psikiater. Ada dua hal (dari yang saya amati dan dengar pengakuan mereka) yang menjadi penyebabnya:

  1. Muncul trigger. Misalnya, bertemu seseorang yang menjadi penyebab trauma;
  2. Tidak rutin konsul dan obat yang diberikan psikiater habis.

Ketika dua hal itu terjadi, selfharm kemungkinan akan terjadi (meski balik lagi ke keadaan mental mereka dan hasil pengobatan selama ini).

Apa yang mereka lakukan setelah selfharm?

Saya bersyukur karena mereka masih bisa diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit, diobati, dan dicek oleh psikiater.

Jika kamu atau seseorang dengan kecenderungan selfharm, pastikan dia ditangani oleh tenaga professional (psikolog/psikiater). Apabila selfharm akan terjadi (karena dua poin itu muncul), segeralah hubungi orang terdekat yang bisa dipercaya (bisa juga psikolog/psikiater/layanan kesehatan jiwa) dan katakan kalau kamu tidak baik-baik saja, butuh pertolongan.

Intinya, teruslah berusaha untuk memperbaiki diri, menyembuhkan dirimu. Mungkin sulit untuk berhenti ketika dua poin tersebut terjadi, tapi... jujurlah pada keadaanmu ke orang yang paling kamu percaya. Jika kamu tidak bisa konsul/minum obat karena finansial, sementara poin 1 terjadi dan kamu takut kamu bakalan selfharm, cari pertolongan! Bersuaralah! Pasti ada yang peduli dan mencintai kamu.

Saya tidak begitu tahu detil dan 'tata cara yang benar' untuk kasus selfharm. Namun, semoga yang saya dapatkan dari pengalaman orang lain yang saya tahu, bisa sedikit berguna.

Terima kasih telah membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Premis, Logline, dan Sinopsis

Contoh Kerangka Karangan (Outline) Novel

Mai Kuraki in the poetry