Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Sebuah Balasan Untuk Seseorang

Dear, Annisa. Saya menulis surat ini sebagai balasan untuk kamu yang mengirimkan surat dua hari setelah saya ulang tahun beberapa bulan lalu. Bedanya, ini bukan permintaan maaf karena saya tipe penghafal ulang tahun orang-orang terdekat :p. By the way, maaf ya jika ucapan gif yang saya beri kemarin itu bikin syok ;), sengaja sih ya. Biar bisa diinget terus, namanya juga kejutan. Setelah dihitung jari, tahun ini adalah yang keenam kali saya mengingat dan mengucapkan 'happy birthday' padamu. Saya mungkin tidak seperti orang lain yang mengirim ucapan tepat pukul dua belas malam di tanggal sepuluh september, kamu tahu betul jam tidur saya yang delapan jam per hari itu -tidak bisa diganggu gugat- dan akhirnya saya selalu mengucapkan di pagi hari.  Saya harus bilang terima kasih dulu pada Allah yang telah memberi kesempatan untuk kita mengucapkan dan menerima ucapan selamat ulang tahun. Saya berharap saya masih bisa mengucapkan selamat atas kelahiranmu di tahun-tahun mendatang.

[Rekomendasi Novel] Bella - Munif Chatib

Gambar
Selamat malam! Saya telah melahap sebuah novel pendidikan berjudul sama dengan nama panggilan rumah untuk saya, Bella :) Keterangan: Judul buku: Bella -Sekolah Tak Perlu Air Mata- Penulis: Munif Chatib Penerbit: Kaifa Tahun Terbit: 2015 Sinopsis: Barisan angka dan huruf X atau Y, simbol =, +, dan lain-lain tiba-tiba berdiri semua. Lalu, berjalan pelan-pelan menuju baju Bella, mencoba meraih kancing baju Bella. Dan, satu per satu, memanjat sampai ke leher. Jumlahnya bertambah banyak, memaksa membuka mulut Bella. Bella mencoba menutup mulutnya dengan tangan. Terlambat! Satu angka berhasil lolos.... Akhirnya, Bella tersungkur di mejanya, tak kuat lagi. Itulah yang terjadi setiap kali Bella menghadapi lembar soal matematika. Mungkinkah Alwan dan Salma membawa Bella, sang putri tercinta, keluar dari derita disleksia dan diskalkulia? Menyembuhkan luka hati terdalam? Review: Cerita Bella dimulai di saat pasangan Alwan dan Salma akan menyambut anak pertama m

Pertemuan

Gambar
Pertemuan Kali ini, di tempat yang sama Aku mendapati pemandangan yang berbeda Tempat di mana aku biasa melihat sosokmu Sekarang, aku tak melihatnya, tidak ada bayanganmu meski sedikit Kau tidak ada, di tempat biasanya terlihat Di ruang di mana kita biasa bertemu Aku hanya mendapati diriku bersama kenangan tentangmu Di waktu seperti inilah Aku menyadari betapa berharganya pertemuan Ketika aku mencari-carimu di tengah keramaian Ketika aku bertanya-tanya bagaimana keadaanmu Ketika aku memiliki keinginan untuk bertemu denganmu Meski aku tak bisa mengatakan apa pun Meski aku hanya diam membisu karena kehilangan kata-kata Aku sangat bersyukur bertemu denganmu Aku merasa bahagia karena bertemu denganmu Tempat yang sama orang-orang yang berbeda Kini ketika aku di sini, aku tak menemukan dirimu Ketika aku menggerakkan kedua mataku, aku tak menangkap sosokmu Aku tak lagi bisa mengamatimu bahkan dari kejauhan Ah, aku merindukanmu Se

Bye, Agustus!

Gambar
Selamat pagi! Bulan September tiba-tiba muncul. Saya melirik kalender meja sebentar dan mendapati bulan Agustus yang baru saja berlalu itu sebagai bulan yang 'nggak produktif banget'. Saya menargetkan Polaris dan Pegasus kelar bulan lalu, tapi nyatanya... saya tidak menyentuh naskah itu dari tanggal 20 Agustus sampai detik ini. Mengapa? Faktornya adalah TV atau pergi ke luar. Saya terbiasa menghadapi 'teman-teman naskah' selepas subuh hingga dzuhur menjelang. Jika ada gangguan apa pun, pasti mood atau komitmen saya ke 'teman-teman' teralihkan, buyar dan akhirnya kehilangan feeling . Sewaktu SMA, saya menghadapi mereka di malam hari seusai sekolah/les atau di hari libur seharian. Tatkala kuliah, saya hanya sempat menengok mereka di kala libur semester. Dan sekarang, saya yang bisa melihat mereka tiap hari... malah semangatnya kendur. Saya pernah mencoba di malam hari, nggak bisa. Saya tidak bisa mengorbankan waktu tidur yang 8 jam per hari itu. Lalu siang