Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Contoh Kerangka Karangan (Outline) Novel

Gambar
Setelah menulis algoritma (calon) penulis , saya akan memberi contoh mengenai kerangka karangan alias outline. Tahun lalu, penerbit Elex Media Komputindo menyelenggarakan kompetisi menulis outline. Saya langsung putar otak, mencari cara menulis kerangka karangan yang benar karena biasanya sekena saja kalau menentukan outline.  Untungnya saya punya beberapa buku menulis, tentunya ditulis oleh penulis-penulis yang punya nama. Contohnya buku Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu milik Winna Efendi. Salah satu pembahasan di buku tersebut adalah menulis kerangka karangan + contohnya.  Belajar dari contohnya Winna Efendi, saya merancang kerangka Let's Be Platonic . Dan kerangka amburadul itu -kala itu EYD saya amat-sangat-sangat berantakan, sekarang pun masih berantakan- mengantarkan saya ke gathering & fun writing workshop romance novel dan akhirnya membuat saya bergabung dengan keempat penulis lain di bawah bendera novel Yesterday in Bandung - sudah terbit

[#‎TantanganMenulisNovel100Hari‬] PANDEMONIUM - KATA PENULIS

Gambar
KATA PENULIS Penulis sedang menonton anime Tokyo Ravens saat mendapat ide menulis Pandemonium. Ide yang dicontek dari Tokyo Ravens itu adalah kehadiran shikigami. Di Tokyo Ravens, tokoh utama cewek –Natsume- menyukai salah satu kerabat sekaligus sahabat masa kecilnya –Harutora-, karena hubungan mereka renggang dan Natsume bersekolah di Tokyo, ia mengutus shikigami sebagai pengganti dirinya dan mendekati Harutora. Shikigami itu dikendalikan oleh Natsume. Penulis suka ide shikigami dan ide itu berputar-putar di kepala hingga penulis menyimpannya sementara sebelum mengolah plot.             Tatkala menulis, penulis membaca ulang Faster Than A Kiss-Mecca Tanaka karena sangat menggemari komik romantic comedy satu ini. Makanya, tema guru-murid penulis masukkan di sini. Penulis begitu suka Kazuma- sensei dengan segala ke- pervert -annya pada Fumino –istri sekaligus muridnya-. Ha ha, penulis jadi menyadari bahwa sebenarnya penulis hanya mengolah ulang ide-ide atau tema yang su

[#‎TantanganMenulisNovel100Hari‬] PANDEMONIUM - Special Chapter

Gambar
Special Chapter ‘Orang Yang Selalu Di Sampingku’ Orang itu selalu di sampingku, Sampai-sampai aku berpikir tak perlu kata-kata untuk menjadikannya milikku karena dia sudah jadi milikku. Tapi, aku salah. Jika tak ada kata-kata maka perasaan ini seperti berharap dengan penuh keangkuhan. (Froshe).             “Aku selalu penasaran apa yang selalu kau tulis di notes padahal kita sedang break. ” Mai melempar sebungkus roti cokelat yang ditangkup tepat oleh Froshe. Froshe bergegas menutup notes dan tersenyum, “Hanya coret-coretan tak berarti,” balasnya.             Mai menaikkan alis tak percaya.             “Froshe- sama, gawat! Cin-…” Froshe melesat cepat dan menutup mulut bawahannya yang tiba-tiba membuka pintu dan berteriak, dengan mendelik Froshe menarik tangan bawahannya dan menutup pintu ruang kerja. Mai memandang Froshe yang berlalu dengan penasaran tapi ia tak peduli. Matanya lantas tertegun pada notes kesayangan Froshe, perlahan Mai melangkah dan merai

Antara Rating Film, Bioskop, dan Penonton

Gambar
  (http://cdn-2.tstatic.net/sumsel/foto/bank/images/suasana-antrian-yang-ada-di-bioskop-palembang-square-mal-kamis552016_20160505_165001.jpg) Terdapat lima bioskop di kota Palembang. Tiap hari, film-film lokal dan mancanegara menghiasi layar-layarnya. Beragam genre pun hadir, (calon) penonton bebas memilih mau menikmati komedi, horror, drama, thriller , roman, sejarah, dan sebagainya. Selain dimanjakan dengan tema variatif, (calon) penonton pun dimudahkan dengan kehadiran sistem online, membeli tiket melalui internet, tanpa perlu mengantri. Sayangnya, ada satu hal yang luput diperhatikan oleh (calon) penonton yaitu rating film. Di studio yang menayangkan film berating 13+, bisa saja kita temukan anak di bawah umur 13 tahun. Padahal, rating diberikan sesuai tema dan isi film tersebut, yang mungkin saja belum bisa dimengerti atau pantas diterima oleh anak di bawah umur 13 tahun. Lain hal jika film tersebut berating semua umur atau bimbingan orang tua, anak-anak boleh m

[#‎TantanganMenulisNovel100Hari‬] PANDEMONIUM - EPILOG

Gambar
“Selamat ulang tahun!” Yuka menyodorkan sebuah kado pada Hiroyuki sepulang dari sekolah. Hiroyuki menerima dan segera membuka kado tersebut. Sebuah buku, berjudul Blue Moon atas nama U-Ka.             “Novelmu?” tebak Hiroyuki.             Yuka mengangguk. Hiroaki –editornya- minggu lalu mengabarkan kalau versi cetak novel perdana Yuka sudah jadi dan Yuka meminta satu sampel lebih cepat agar bisa diserahkan sebagai kado ke Hiroyuki. Perihal naskah Yuka yang diterima oleh penerbit tempat Hiroaki bernaung tak diketahui oleh Hiroyuki karena Yuka tak mau mengecewakan Hiroyuki jika hasilnya jelek, ah sebenarnya lebih karena dia tak mau Hiroyuki tahu apa yang ia tulis, setidaknya sampai naskah itu menjadi buku.             Buku itu berisi perasaannya untuk Hiroyuki.             Hiroyuki segera membuka plastik penyegel buku, mengambil pena dari tas kerja dan menyodorkan halaman pertama itu pada Yuka. “Tolong, tanda tangani,” pintanya.             Yuka tersenyum, meraih nov