Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

15 November 2018

I meet you in my dream When my days, my mind, my heart forget We talk about the small thing, random, film Like a friend, something that we were not My self don't remember, how I hurt because one side love My self don't remember, how I cry because you went away You met someone else, happy

Mengulas Film Jaga Pocong

Kelar nonton # JagaPocong.   Sebenarnya premis dan trailernya menjanjikan tapi eksekusinya... Saya merasa banyak "kosongnya". Adegan-adegan awal hampa, kurang logis. Di Rumah Sakit (RS), ada pasien kanker meninggal, yang ada hanya suster. Dokter? Entah. Lalu, si peran utama  ( Main Character (MC) , Acha) yang beberapa menit sebelumnya menemani si pasien, waktu lihat si pasien itu meninggal, datar aja . What??   Trus yang paling saya sebalkan:  X: "Kenapa harus saya?"  Y: "Karena harus kamu."  JAWABAN APA ITU?? Please , deh, buat alasan yang make sense . 80 sekian menit itu terlalu panjang untuk cerita film ini.    Elemen lagu lawas di film horror Indo jadi membosankan, cuma tempelan, nggak ada hubungannya dengan cerita.    Nggak tahu juga itu settingnya tahun berapa.   Saya lebih suka kalau si MC mencaritahu mengapa si pocong muncul, apa si

Aku, Mereka

Gambar
  Aku bertanya, apakah mereka selalu berbahagia? Apa hanya aku yang ditimpa kemalangan? Patah hati? Patah arang? Aku penasaran, apakah mereka selalu mencintai hidup? Apa hanya aku yang diuji berkali-kali? Hilang semangat? Hilang arah? Aku berusaha meyakinkan diri, Suatu hari pasti datang hariku Namun, untuk melewati kegelapan ini Aku butuh sedikit oksigen dan air mata   Aku berusaha menenangkan hati, Suatu saat semua akan terbalas Namun, untuk melalui kesusahan ini Aku butuh menerima dan mencari cara baru Aku berpikir, apa kemenangan hanya untuk mereka? Apa hanya aku yang tak pernah berhasil Hampir berhasil, hampir menang Aku berusaha menyibukkan diri Suatu saat menuai yang ditanam Namun, untuk mencapai asa tersebut Aku butuh kepercayaan diri, nekat tanpa menyerah   Aku berusaha mencintai diriku Suatu saat aku mencintai orang lain juga Namun, untuk menerima kekurangan yang melekat Aku butuh berhenti menyalahkan dan mulai mengembangkan diri   (261018)

Sahabat

Gambar
  Sahabatku berpikir aku akan bercerita hal membahagiakan Aku kasihan padanya Tapi lebih kasihan lagi pada diriku sendiri Yang akan membagi patah hati Membuka kegagalan Sahabat hanya mendengarkan dan berdoa semua akan berlalu Meski pasif, aku mencari kedamaian dengan berbagi kepahitan Sahabatku menganggap aku sudah bahagia dan memperoleh semuanya Aku kasihan padanya Lebih kasihan lagi pada diriku sendiri Yang tak bisa berbohong, memberitahu kekurangan diri Berbagi bab penuh kegagalan dan isak tangis Sahabat hanya mendengarkan dan menawarkan bantuan Bahkan jika itu basa-basi, aku tak menyesal membuka topengku (261018)

Perjuangan Mimpimu!

Saya orang yang keras kepala, apalagi soal impian. Saya harus mendapatkan yang saya mau karena saya ingin, saya belajar, dan saya bisa. Saya selalu bingung dengan orang--teman--yang berkata, "Aku nggak punya impian. Aku iri padamu yang punya passion." Karena sejak kecil saya tahu apa yang saya mau, saya jadi tidak paham rasanya tak ada hasrat (passion)/mimpi yang benar-benar dikejar tanpa henti. Ya, walau dalam kasus saya, ada ketika saya memilih jalan yang sesat karena menganggap mimpi saya bisa terwujud bahkan tanpa terjun ke dunia teknisnya (dalam hal ini, saya merasa tak perlu kuliah sastra untuk mewujudkan mimpi jadi novelis). Namun, ketika lulus kuliah dan bertemu orang yang mengambil jalan teknis itu (kuliah sastra) dan melihat bagaimana ia menulis, saya menyesal. Saya bermanuver, saya ingin belajar demi menghidupkan mimpi. Jadi, saya lanjut kuliah dan kali ini memilih sastra. Satu-dua tahun sebelum masuk kuliah sastra, saya "debut" sebagai novelis indie