Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

1/4 abad-nya Perempuan dan Pertanyaan Klise

Gambar
Usia +/- 25 tahun biasanya membuat seorang perempuan single mendapat pertanyaan dari orang , "Kapan menikah?" atau "Sudah punya calon?" Adakah hubungan antara angka usia dan keharusan menikah? Apakah angka-usia dan pernikahan adalah konstruksi yang terbentuk di masyarakat? Toh, dulu orang menikah di usia 12 tahun ke atas dianggap normal tetapi di masa ini, umur 12 tahun menikah dilaporkan ke KPAI. Jadi, siapa yang menentukan usia dan pernikahan terlilit?  Berdasarkan pengalaman lingkungan, di antara teman-teman yang berusia 24 tahun ke atas, saya menemukan kalau tidak ada perempuan yang tidak mau menikah . Tidak juga menunda apabila orang yang disukai datang melamar. Jadi, pada dasarnya syarat yang kudu ada dalam merencanakan pernikahan adalah calon mempelai laki-laki, orang yang disukai .  Turut campur masalah asmara dan pernikahan bagi orang lain ada kalanya sampai ke perjodohan -apalagi kalau sang perempuan tidak berpacaran denga

Antara IPA, IPS, atau IPB

Gambar
Saya dan sahabat-sahabat baru saya berasal dari rumpun ilmu berbeda di SMA. Ada yang dari IPS, Bahasa, dan IPA. Lalu, kami berkumpul di fakultas IPB (Ilmu Pengetahuan Budaya) yang baru saya dengar sewaktu saya mencari-cari pascasarjana Sastra di Indonesia.  Ketika saya mendengar istilah antropologi, sosiologi, sejarah, dsb di kelas, saya terkadang roaming karena terakhir belajar IPS kelas X, kelas XI-XII cuma dapat secuil sejarah (btw, saya suka pelajaran sejarah makanya suka nonton drama saeguk/sejarah). Barusan saya menyelesaikan tugas baca untuk pelajaran sejarah dalam Cultural Studies dan... teringat kalau dulu sempat belajar Antropologi (kelas X) namun, tidak berkesan di otak saya. Apa karena gurunya, ya?  Berada di ranah disiplin ilmu berbeda, dari IPA ke IPB (masih ada kaitannya dengan IPS) membuat saya mendapat hal-hal baru. Apabila di IPA fokus pada penerapan teori/rumus -hitungan dan angka-, maka di IPB fokus pada manusia dan hal-hal di sekitarnya -nama-nama

Dilly

Gambar
Pada tahun 2007, saya menulis naskah berjudul Aitakute dengan tokoh utama Sraylira Melati dan Dilly Prawira . Tokoh Dilly tercipta berdasar kriteria cowok ideal saya, yang... sampai detik ini tidak pernah muncul di kehidupan nyata 0_o. Lantaran Dilly adalah cowok ideal imajiner saya, saya tidak punya kenalan/publik figur yang 'Dilly' banget sehingga saya tidak sempurna memvisualisasikan Dilly. Di 2009/2010, sahabat saya, Amel merekomendasikan sebuah drama Taiwan yang dimainkan oleh personil boyband Lollipop. Saya tertarik pada salah satu personilnya, bernama Fabien . Seketika saya merasa imej Dilly menjadi nyata. Dia mendekati 'Dilly' di imajinasi saya. 2014, saya melihat PV AAA berjudul Sayonara no Mae ni dan... Shinjiro Atae menarik hati saya. Suaranya yang 'berat' dibanding personil AAA lainnya menjadi daya tarik tersendiri, ditambah wajah manis. Satu hal yang saya kurang sukai dari Shin-chan adalah tubuhnya terlalu kurus~. Shin-chan mengge

Teruntuk, Sahabat.

Gambar
Seperti apa kriteria menjadi seorang sahabat? Saya bertanya-tanya, mencari jawaban dan mendapati diri saya jauh dari sahabat ideal. Sewaktu salah satu sahabat saya kecelakaan, saya menemukan kalau saya bukanlah sahabat baik yang bisa mencegah kecelakaan tersebut atau membantunya mengarungi permasalahan seputar kecelakaan. Saat itu ia berkonsultasi pada saya, bercerita, dan saya menjawab dengan seadanya saya. Setelahnya, ia mengarungi kehidupan baru dan saya yang semakin bertambah usia menyadari jika saya yang dulu kurang peka, tidak membantu.  Lalu, ada momen ketika sahabat saya kehilangan seseorang yang berharga. Di situasi tersebut, saya mencari pencerahan, "Bagaimana seharusnya saya bersikap?" Apa saya harus berkata, "Saya turut berduka. Semoga kamu diberi kesabaran." Rasanya, kalimat tersebut hanya klise belaka, pemanis. Menurut saya, apa pun yang dikatakan untuk orang yang tengah berduka cuma 'numpang lewat'. Orang yang berduka saya

Baca Komik Shojo dan Josei? Di Sini Situsnya!

Gambar
Halo! Kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai situs untuk baca online komik cewek (shojo) dan wanita (josei). Yaitu... otakumule Saya bersyukur ada Otakumule karena mencari update- an komik cewek itu lumayan susah dan lama. Kebanyakan situs komik online fokus memerbarui komik cowok (shounen). Jadi, Otakumule ini air di tengah padang pasir~ Sayangnya, bacanya 'memakan waktu' karena kursor tetikus harus diarahkan ke balon-balon percakapan, dan gambarnya muncul per halaman -tidak bisa sekaligus satu chapter-. Tapi, karena situs ini memanjakan pembaca komik cewek/wanita seperti saya, ya... ini membahagiakan. Oh, pagi tadi saya membaca Tsubaki-Chou Lonely Planet dan jatuh hati pada komiknya. Sebalnya, masih on going. Kemarin juga menamatkan House of The Sun, ah... menghangatkan hati banget tuh komik. Mata saya jadi perih karena kebanyakan baca online lewat hp T_T. Tsubaki Chou Lonely Planet House of The Sun Dua komik yang intens saya baca dua