Waiting For A Room Q&A (Tanya Jawab Novel)


Seolra, si gadis SMA harus menerima kenyataan kalau ia akan tinggal bersama Pak Yugo Aridio, guru olahraganya di bawah satu atap, tempat kos yang sama.

Suatu hari mereka menemukan kamar rahasia, tatkala mereka melihat ke sebuah cermin, keanehan terjadi … tubuh mereka tertukar!
 
Minggu lalu saya berkesempatan mengisi sesi #KupasTuntasNovelBO dan Waiting For A Room (terbit 16 Februari 2016 di playstore Buku Oryzaee) yang mendapat kehormatan pembahasan.Untuk Anda yang sudah berpartisipasi atau Anda yang ingin mengajukan pertanyaan, silahkan komentar atau hubungi laman sosial saya :).

 
Q&A WAITING FOR A ROOM (WFAR)

Q : Susah nggak sih buat karakter Pak Yugo jadi perempuan ?
A : Tidak susah, karena Pak Yugo… (kalau saya tulis akan jadi spoiler, maaf ya).

Q : Dan kenapa Seolra gak terima dia berubah jadi laki-laki ?
A : Sudah menerima kodrat sebagai perempuan, dari lahir sampai enam belas tahun perempuan, tiba-tiba jadi laki-laki? Tentu Seolra stress, tidak mau perubahan yang mendadak itu.

Q : Menurut Kakak paling susah karakter siapa?
A : Ehm, tidak ada. Saya punya gambaran untuk setiap karakter entah itu artis atau tokoh komik yang sudah saya kenal sehingga sangat membantu menggerakkan karakter. Contohnya tokoh Pak Yugo, saya mencomot penyanyi favorit saya, Adam Lambert.

Q : Dan berapa waktu buat mikirin ide cerita ini?
A : Saya lupa. Yang saya ingat, saya berhadapan dengan deadline sebuah kompetisi tahun lalu. Waktu ingat kompetisi itu, sudah H-7. Mungkin terpengaruh juga dengan tontonan saya, Secret Garden (drama Korea), komik Exchange Soul, dan novel I am You – Ty Sakamoto yang sama-sama membahas pertukaran jiwa sebelum deadline dan taaaap! Tercetus untuk mengambil ‘tukar jiwa’.

Q : Suka baca novel genre apa nih?
A : Misteri – thriller – roman.

Q : Dan penulis novel yang jadi panutan buat Kakak dalam menulis novel siapa nih?
A : Saya suka Ran Orihara (lokal), Ty Sakamoto (lokal), dan Dan Brown (luar)

Q : Apa yang mengilhami untuk membuat novel ini?
A : Sebenarnya karena deadline kompetisi *nyengir* dan tiba-tiba kekuatan kepepet deadline melahirkan ide ini.
 
Q : Apakah ada tokoh hidup yang menjadi sosok karakter Seolra, Yugo, dan Agam?
A : Ada. Untuk Yugo, saya mencomot Adam Lambert –solois pria favorit saya. Sisanya karakter fiktif.
 
Q : Bagian mana kah dari novel ini yang menurut Kakak bisa menarik calon pembaca untuk merasa penasaran dan mencari buku kemudian membacanya?

A : Kalau pembaca suka dengan tema tukar jiwa, saya yakin pembaca akan tertarik. Balik-balik ke selera pembaca.
 
Q : Apa pesan moral yang ingin disampaikan melalui kisah ini?

A : Untuk pesan, kembali ke pembaca –menyerap ceritanya seperti apa karena apa yang saya ingin sampaikan mungkin diinterpretasi berbeda.

Q : Kenapa Kakak hanya berharap dari pembaca yang suka dengan pertukaran jiwa saja? Tak adakah keinginan untuk menarik minat pembaca lain yang tidak menyukai tema pertukaran jiwa?
A : Jika dari temanya sudah anti untuk pembaca yang tidak suka, bagaimana mereka bisa mencomot WFAR untuk dibaca? Saya membebaskan pembaca untuk memilih berdasarkan selera. Mungkin mereka tidak satu selera untuk novel ini tapi untuk novel lain oke.

Q : Menurut Kakak adakah sesuatu yang bisa ditonjolkan dari novel ini biar nggak tertuju hanya pada pertukaran jiwa saja?
A : Ada, tapi jika saya mengatakannya akan menjadi spoiler.

Q : Satu saja pesan moral positif yang ingin Kakak sampaikan melalui novel ini?
A : Saya akan kutip satu quote dari chapter III yang diucapkan Agam, 

 “Pilihlah masa depan sesuai passion dan bersungguh-sungguhlah. Tak ada keberhasilan untuk yang menyerah sebagaimana ada keberhasilan untuk yang selalu berusaha.” 

Q : Satu kalimat untuk promosiin novel ini!
A : Waiting For A Room cocok untuk yang butuh cerita sederhana karena halamannya tidak terlalu banyak tapi punya makna dan isu yang dalam.

Q : Kira-kira kesulitan buat bikin cerita ini pas bagian apanya?
A : Bagian saya sakit sewaktu cerita sudah setengah jalan T_T, terpaksa menunda sehari.
 
Q : Pusing nggak tuh nukerin jiwa cewe ke cowok?
A : Pusing ketika saya lupa mereka tertukar di hadapan tokoh lain dan baru sadar setelah baca ulang~

Q : Pernah nggak idenya melenceng dari layout yang udah dibikin? Cara jitu biar gak melenceng kek gitu biasanya gimana?
A : Ehm, mungkin maksudnya outline, ya? Itulah gunanya outline agar tidak melenceng jauh, setidaknya ada petunjuk supaya sampai di akhir cerita. Saya tipe yang menulis poin-poin untuk diceritakan lewat outline, selalu memeriksa outline dan menyelaraskan dengan naskah.

Q : Bagian tersulit dalam nulis novel WFAR apa?
A : Bagian saya sakit sewaktu cerita sudah setengah jalan T_T, terpaksa menunda sehari.

Q : Bagaimana perasaan Kakak saat mendapat review dan bintang pertama?
A : Bahagia banget, “Ada orang yang baca!”

Q : Dan review yang paling berkesan buat Kakak, yang pernah Kakak dapat di novel Waiting For A Room?
A : Ada pembaca yang bilang novelnya bagus tapi nggak romantis (ketawa). Saya bukan tipe yang puitis dan romantis, jadi… maaf kalau tidak romantis.

Q : Di antara tokoh novel WFAR, siapakah yang paling bikin baper?
A : Pak Yugo, dia tipe yang memiliki rahasia dan sok baik-baik saja.

Q : Bagaimana membangun chemistry antar para tokoh?
A : Saya bikin diagram karakter, yang nantinya dihubungkan terus dikasih keterangan ‘teman-guru-murid-suka’ dsb. 

Q : Sebutkan alasan kenapa novel WFAR sangat layak direkomendasikan untuk dibaca?
A : Waiting For A Room cocok untuk yang butuh cerita sederhana karena halamannya tidak terlalu banyak tapi punya makna dan isu yang dalam. Meski, ‘dalam’ yang saya maksud mungkin tidak sama dengan yang pembaca spekulasikan.

Q : Apakah arti review untuk kamu?

A : Review adalah penghargaan, sebuah cara untuk mengetahui tingkat penerimaan dan apresiasi pembaca.
 
Q : Sudahkah ada yang mereview WFAR?

A : Alhamdulilah, sudah ada. Silahkan cek di laman : https://play.google.com/store/apps/details

Q : Menurut Kakak kalimat yang baik itu kayak gimana?
A : Yang jelas tujuannya .
 
Q : Apa kunci Kakak dalam menyelesaikan novel ini?

A : Tanggal deadline (ketawa) dan outline.
 
Q : Berapa lama waktu yang kakak butuhkan untuk menyelesaikan naskah ini?

A : Lima hari.
 
Q : Bagi Kakak "Menulis" itu apa?

A : Hobi, jika tidak menulis rasanya pikiran saya mengeluarkan suara berisik yang berbeda-beda. Kalau dituliskan suaranya jadi ‘satu’ karena fokus.

Q : Apa saat menyelesaikan novel ini Kakak tergantung mood? Atau Kakak memberi batas waktu seperti DL agar naskah cepat selesai?
A : Yap, naskah ini ada karena kekuatan kepepet deadline (ketawa).

Q : Adakah riset khusus yang Kakak lakukan untuk memperkuat karakter setiap tokoh dalam cerita Kakak ini dilihat dari alur cerita yang terbilang unik menurutku ???
A : Ya. Misal, saya memasukkan olahraga American Football (Pak Yugo adalah guru olahraga yang akan mengajarkan American Football) karena saya menggemari sebuah komik-anime tentang American Football (Eyeshield 21). Saya membaca lagi komiknya untuk menggambarkan permainan American Football meski dipakai cuma secuil. Riset itu kudu.

Q : Di dalam cerita Kakak ini. Bagian mana yang menurut Kakak sulit untuk dikerjakan ? Dan bagian mana yang menurut Kakak sendiri punya feel mendalam ?

A : Karena sudah ada outline (kerangka karangan, poin-poin yang ingin dituliskan) maka mengerjakan naskah WFAR ini cukup lancar. Kecuali, ada faktor eksternal berupa sakit di sela penulisan yang membuat saya terpaksa menunda. Untuk feel mendalam, ketika Seolra yang berada di tubuh Pak Yugo bertemu teman-teman lama Pak Yugo. Mengapa bagian itu? Baca WFAR dan temukan jawabannya.

Q : Bisa kakak jelaskan sedikit. Apa yang membedakan cerita karya Kakak ini dengan cerita para penulis lainnya ?

A : Tukar jiwa sudah banyak dipakai oleh penulis lain sebelum saya. Untuk membubui, ada satu isu yang saya sisipkan tapi saya tidak bisa menjawabnya di sini karena itu spoiler.

Q : Bagian favourite Kakak dalam cerita ini yang mana?

A : Saya suka ketika momen ‘lamaran’ terjadi dan imbas setelahnya.

Q : Darimana Kakak mendapatkan ide untuk cerita Kakak ini ?

A : Sebenarnya karena deadline kompetisi *nyengir* dan tiba-tiba kekuatan kepepet deadline melahirkan ide ini. Saya berhadapan dengan deadline sebuah kompetisi tahun lalu. Waktu ingat kompetisi itu, sudah H-7. Mungkin terpengaruh juga dengan tontonan saya, Secret Garden (drama Korea), komik Exchange Soul, dan novel I am You – Ty Sakamoto yang sama-sama membahas pertukaran jiwa sebelum deadline dan taaaap! Tercetus untuk mengambil ‘tukar jiwa’.

Q : Siapa tokoh penulis atau sosok yang menginspirasi Kakak sehingga Kakak pun akhirnya menjadi penulis ? Apa yang dimiliki sosok tersebut sehingga sosok tersebut mampu menginspirasi Kakak?

A : Saya suka pengarang lokal, Ran Orihara dan Ty Sakamoto. Sementara kalau dari luar, Dan Brown. Tapi, saya sudah belajar menulis novel sebelum bertemu karya-karya mereka. Saya ingin menulis novel karena ada ide dan merasa bisa membuat cerita sehingga mulai menulis meski teknik dan EYD sangat berantakan. Membaca karya-karya orang lain akhirnya membuat saya belajar plot dsb.

Q : Apa harapan Kakak untuk cerita ini ke depannya ?

A : Semoga pembaca dapat memetik manfaat dari tulisan saya.

Q : Tidak semua orang akan menyukai karya para penulis. Jadi bagaimana cara Kakak menghadapi pihak2 yang tidak menyukai karya Kakak?

A : “Ehm, berarti mereka tidak satu selera dengan saya.” Saya ikhlas untuk berbagai pandangan orang karena suka atau tidak bergantung pada selera pembaca.

Q : Inti dari cerita karya Kakak ini apa ? Apa yang ingin Kakak sampaikan lewat cerita karya Kakak ini ?

A : Intinya? Jika saya bilang, akan jadi spoiler. Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan, contohnya di quotes chapter XI,

“Meskipun ada kejelekan atau sisi gelap dalam diri masing-masing. Ingatlah bahwa Tuhan selalu menciptakan sesuatu berpasangan. Sisi gelap ada karena sisi terang begitu pun sebaliknya. Aku ingin kalian mengambil hikmah dari kisah gelap yang kutorehkan.”

Q : Apa pesan, kesan, kritik dan saran Kakak untuk pihal BO selaku publisher ?

A : Terima kasih, BO karena telah mempertemukan saya dengan (calon) pembaca. Apresiasi mereka melalui komentar dan bintang bak vitamin. Untuk selanjutnya, saya ingin buku-buku BO mudah ditemui –di toko buku-.

Q : Waktu pengen nulis ini, apa yang muncul pertama kali di pikiran Kakak?
A : Setelah mendapat ide untuk menggunakan tukar jiwa, saya langsung berpikir bagaimana caranya agar beda dari tema serupa yang telah ada. Dan, Adam Lambert (solois) serta kontroversinya mencuat di pikiran saya. Saya langsung memutuskan tokoh utama lelaki (Pak Yugo) seperti Adam Lambert dan dari situ muncul poin-poin yang ingin dibahas.
 
Q : Langsung kepikiran untuk akhirnya nggak?

A : Yap. Makanya langsung dituangkan dalam outline (kerangka karangan), dari awal sampai akhir.

Q : Apa yang membuat Kakak percaya diri mengangkat cerita seperti itu?
A : Percaya diri itu muncul ketika ide dieksekusi. Karena, itu artinya diri sendiri yakin kalau cerita itu pantas dituliskan dan ada pesan yang mau disampaikan pada pembaca. 

Q : Butuh mempertimbangkan apa saja saat membuat novel ini?  

A : Waktu. Kala itu saya menghadapi deadline sehingga kudu memanajemen waktu.
 
Q : Menurut Kakak, novel ini cukup memuaskan atau belum? Alasannya?
A : Saya puas karena isu yang ingin saya angkat sudah tertuliskan – selesai dan bisa dibaca orang.
 
Q : Bagaimana cara Kakak menjiwai tokoh laki-laki? 
A : Saya menggunakan POV (sudut pandang) orang ke-tiga alias menjadi narator jadi tidak mewajibkan saya menjiwai tokoh laki-laki. Saya menceritakan apa yang terlihat di benak saya, bagaimana tokoh laki-laki dan perempuan berinteraksi. Lain hal jika saya pakai sudut pandang orang pertama (pakai kata aku, saya) maka saya harus berpura-pura jadi laki-laki (apabila tokoh yang saya perankan laki-laki). Saya memakai sudut pandang pertama (laki-laki) di The Writing World. Bisa kamu cek di playstore dengan mengetikkan nama pena saya, Ariestanabirah.
 
Q : Karakter siapa yang menginspirasi Kakak untuk digunakan sebagai acuan gaya bicara atau tingkah laku tokoh laki-laki?
A : Adam Lambert (untuk tokoh Pak Yugo). Sisanya, orang-orang yang pernah saya temui.
 
Q : Apa cara Kakak agar kosakata dalam cerita tidak membosankan?
A : Saya memasang sebuah aplikasi berjudul KOSAKATA (bisa cari di playstore). Aplikasi kamus itu punya database sinonim, antonim, dan turunan yang membuat saya bisa memakai beragam diksi.

Q : Apa yang Kakak terapkan tanpa sepengetahuan pembaca dalam artian dari diri Kakak sebagai penulis untuk membuat novel ini menjadi karya yang sesuatu?
A : Saya selalu mengingatkan diri untuk menulis sesuatu yang bermanfaat –setidaknya untuk saya dan itu saya terapkan pada semua karya saya.
 
Q : Apa yang membuat Kakak pede dengan cerita ini hingga diterbitkan? Karena tak jarang penulis pesimis akan karyanya hingga tak berlanjut pada sesi pencetakan? 
 A : Saya yakin cerita ini pantas dituliskan. Ada pesan dan isu yang mau disampaikan pada pembaca.
 
Q : Seorang penulis itu pasti banyak hambatannya dalam menyelesaikan tulisannya. Nah, apa sih siasat Kakak untuk mengatasinya agar novel ini cepat selesai? 
A : Outline (kerangka karangan). Saya berpatokan pada outline agar fokus.
 
Q : Aku pengen tahu pendapat Kakak tentang nama tokoh dalam cerita. Seberapa pentingkah itu? Dan bagaimana biasanya Kakak milih nama tokoh dalam cerita kakak? Lalu apa yang mendasari Kakak memilih nama Yugo, Agam dan Seolra? Pasti setiap penulis punya alasan dalam pemilihan itu.  
A : Nama Seolra berasal dari kata Seoul –Korea-, biar lebih catchy, saya tambahkan –ra dan menjadi Seolra. Yugo dan Agam itu nama usulan dari adik saya, nama teman sekelasnya karena saya tipe yang suka bingung memberi nama karakter .
 
Q : Setiap penulis pasti punya kerangka karangan. Nah, dalam kerangka cerita ini ada nggak sih yang di ubah maupun dihilangkan untuk menghasilkan alur yang bagus, pas dan tentunya efektif?  
A : Alhamdulilah, semua sesuai outline karena saya tipe yang detail untuk outline. Poin-poin yang ingin disampaikan ditulis semua dan harus dituangkan ke naskah.
 
Q : Seorang penulis itu pastinya harus punya feel yang elastis, artinya dalam suasana sedih ikut sedih, senang ikut senang atau menyatu dalam cerita itu. Nah, ada kesulitan nggak sih dalam menumbuhkan feel tersebut apalagi di sini adanya pertukaran dua raga manusia? 
A : Karena saya orangnya sensitif, jadi mudah merasakan feel. Puncaknya di chapter menjelang akhir cerita, saya menitikkan air mata di suatu adegan. Yang mana? Silahkan buka WFAR.

Q : Kenapa Kakak tertarik untuk membuat cerita ini meski tema sinopsisnya sudah pernah tayang di FTV. Alasannya? 
A : Tema tukar jiwa adalah satu tema yang saya sukai dan ketika ingin ikut kompetisi novel -sementara tidak ada ide yang ingin dieksekusi-, tiba-tiba saya ingin mengangkat tema tukar jiwa. Saya tahu, banyak tema serupa di luar sehingga saya harus menemukan ‘pembeda’. Ada isu yang saya angkat di WFAR tapi saya tidak bisa menjelaskannya lebih lanjut karena takut spoiler. Isu tersebut di mata saya sangat cocok dengan tema tukar jiwa.

Q : Apa feel paling kuat dari tokoh utama? Dan apakah peran tokoh ke-2 harus bersangkutan dengan tokoh utama? Kalau ya, alasannya apa? Dan kalau tidak alasannya apa? 

A : Tokoh utama (Seolra) dan Pak Yugo sudah pasti saling berkaitan toh mereka berdua bertukar jiwa (nyengir). Keduanya kudu saling menerima keadaan baru sekaligus memerankan diri baru semirip mungkin agar orang lain tidak curiga. Feel paling kuat? Tokoh utama ini seperti zombie, kekuatannya itu (ketawa).

Q : Siapa karakter yang paling bikin kamu semangat nulis?
A : Saya suka Seolra karena dia mendekati diri saya(ketawa)
 
Q : Apa ada pesan yang ingin disampaikan melalui tiap-tiap karakter dalam novel ini?

A : Pasti ada. Pembaca bisa menemukannya di WFAR .
 
Q : Tiga kata untuk Waiting For A Room?

A : Sederhana, dalam, rekomendasi.
 

Q : Setiap pembaca selalu berbeda-beda dalam mengambil hikmah di setiap bacaan. Tetapi pada kesempatan kali ini saya mau tau pandangan dari penulis. Apa sih pesan yang mau disampaikan dengan kejadian pertukaran ke dua jiwa itu?
A : Ada isu yang saya angkat , tersamar dalam pertukaran dua jiwa ini. Saya akan kutip sebuah quotes chapter XI, “Meskipun ada kejelekan atau sisi gelap dalam diri masing-masing. Ingatlah bahwa Tuhan selalu menciptakan sesuatu berpasangan. Sisi gelap ada karena sisi terang begitu pun sebaliknya. Aku ingin kalian mengambil hikmah dari kisah gelap yang kutorehkan.”
Sisi gelap seperti apa? Saya tidak bisa menjelaskannya karena itu spoiler. Maaf ya. 
 
Q : Lalu berapa lama proses penulisan hingga akhirnya yakin untuk dikirim ke penerbit?

A : Ini naskah tercepat yang saya tulis, lima hari. Tentu, saya harus mengendapkan naskah –saya tidak terlalu ingat berapa lama- sampai akhirnya saya baca ulang untuk mengecek logika dan EYD. Setelah oke, saya kirim ke penerbit.

Q : Sebutkan 1 kalimat quote yang paling berkesan di novel ini?
A : “Pilihlah masa depan sesuai passion dan bersungguh-sungguhlah. Tak ada keberhasilan untuk yang menyerah sebagaimana ada keberhasilan untuk yang selalu berusaha.” –WFAR, Chapter III.
 
Q
: Kenapa Kakak memilih quote tersebut?
A : Karena quotes itu saya hadiahkan untuk diri sendiri, mengingatkan saya tentang impian yang harus saya gapai. 
 
Q : Menurut Kakak kisah ini bisa terjadi di dunia nyata atau tidak dan alasannya?

A : Untuk tukar jiwa, tidak akan ada di dunia nyata karena itu fantasi. Kecuali, seseorang yang punya penyakit jiwa, ada banyak kepribadian dalam dirinya termasuk pribadi yang beda jenis kelamin. Tapi, untuk dua orang tertukar, hanya khayalan.
 
Q : Kenapa pemeran Bibi Nidya hanya ada di awal seolah lenyap gitu aja?

A : (ketawa) sudah saya jawab di bagian wawancara karakter. Porsinya memang segitu.
 
Q : Sebutkan masing-masing 3 kata untuk Pak Yugo, Pak Agam, Winda dan Seolra?

A : Pak Yugo : Keren-maniak-olahraga. Pak Agam : Lembut-pintar-tampan. Winda : Baik-kaya-cantik. Seolra : Zombie-malas-kutubuku

Q : Apa WFAR ini cita-cita dalam menulis sudah kesampaian?
A : Tentu meski belum sempurna, setidaknya satu ide sudah dieksekusi.

Q : Harapan buat novel ini apa?

A : Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca.

Q : Ungkapkan gambaran singkat terhadap novel ini agar makin buat kita penasaran baca dan downloadnya?

A : Guru dan murid - tukar jiwa - halamannya dikit - GRATIS

Q : Kak, bagaimana cara Kakak menarik hati/minat buat membaca novel Kakak?
 A :  Sebenarnya saya cuma menulis apa yang saya sukai lalu WFAR bertemu dengan orang-orang yang punya selera atau ketertarikan pada cerita seperti ini sehingga dibaca. Tiap cerita ada jodohnya.  

Q : Apa nilai yang terkandung dalam novel Waiting For A Room ?
A : Salah satu yang saya sisipkan adalah menerima orang lain termasuk kegelapannya. Mungkin akan lebih banyak lagi jika kamu membaca WFAR.

Q : Bagaimna cara Kakak menghadapi komentar negatif?
 
 
A : Saya berterima kasih pada semua komentar termasuk negatif. Jika komentar itu bisa memperbaiki kualitas saya, akan saya simpan. Jika hanya nyinyir tanpa tujuan baik, saya diamkan saja setelah berterima kasih.

(Sumber : https://www.facebook.com/groups/721977034584446/?fref=ts)                  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mai Kuraki in the poetry

Apa Itu Premis, Logline, dan Sinopsis

Fase Baru