Dunia Burung

Aku benci ketika semua orang lebih tahu dirimu, dan aku tidak.
Ku menganggap hubungan kita dekat, tapi kau tak berfikir begitu

Kau yang menjauhkan orang-orang didekatmu
Kau yang mendekatkan orang-orang yang jauh

Tak semua keadaan bisa kau ceritakan
Hanya orang dekatmu yang bisa kau percaya
Begitulah pikirku, tapi kau sebaliknya
Mereka mungkin hanya penasaran bukan peduli

Padahal kita dekat
Tapi terasa jauh
Kau sibuk dengan sesuatu ditanganmu

Padahal kita dekat
Tapi begitu berjarak
Kau memilih bicara di 'dunia burung'

Dibanding bicara denganku
Dibanding menatap mataku

Note :

Terkadang saya mendapati hal seperti ini. Ketika beberapa orang berkumpul, mereka sibuk dengan gadget ditangan. 'Menulis' berbagai macam hal di dunia virtual, dijejaring sosial. Jarak mereka dekat, tapi ternyata mereka jauh.

Gadget dan fasilitas jejaring sosial didalamnya, " Menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh". Saya pernah baca status di facebook.

" Sebenarnya ketika orang bertanya/tertarik mengenai diri anda (tweet, status, dsb dijejaring sosial) sedikit sekali yang benar-benar peduli pada anda, kebanyakan dari mereka hanya penasaran".

Makanya menggunakan media sosial itu sebaiknya BUKAN untuk pamer masalah. Orang-orang di jejaring sosial anda mungkin tidak begitu peduli, mereka hanya penasaran, dan mungkin masalah anda akan menjadi topik pergunjingan. Astaghfirullah.

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah merasa sangat kesal sekali pada jejaring sosial. Tagline jejaring sosial bagi saya adalah "Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat". Ketika saya yang notabene males mengurus akun dijejaring sosial (makanya saya cuma aktif di muka buku saja, cukup satu aktif), saya mendapati diri saya sama sekali tidak tahu apa-apa soal orang-orang didekat saya dengan alasan saya tidak aktif didunia virtual tersebut.

Karena saya tidak aktif, saya tidak tahu gosip, masalah, atau apapun. Saya sama sekali tidak mengerti apapun.

Mungkin ada yang berfikir, tidak aktif didunia itu berarti tidak peduli orang lain, tidak mau tahu mengenai orang lain.

Menurut saya sih, mengenal seseorang itu tidak bisa hanya menjadi stalker atau orang kepo. Tak semua orang jujur. Dan tak semua seperti anggapan kita. Mengenal seseorang itu lewat interaksi dan kebersamaan ;).

Tidak perlu mengenal semua orang. Yang anda perlu lakukan adalah mengenal orang-orang disekitar anda.

Tidak perlu mencampuri urusan semua orang. Yang anda perlu lakukan adalah mendengarkan, mendoakan dan membantu ketika orang yang mempercayaimu datang dan menceritakan masalahnya.

Tidak perlu tahu masalah semua orang. Yang perlu anda lakukan adalah menguatkan diri dengab nendekatkan diri pada Tuhan sehingga anda bisa membagi kekuatan ketika orang-orang didekat anda lemah.

Back to topik, saya teringat suatu komentar :

" Makanya baca status si A, dia bla bla bla bla bla bla, trus si B ternyata bla bla bla"

Kalau ceritanya jejaring sosial untuk bergunjing sih, lebih baik saya tidak aktif (meski ternyata saya juga masih tidak bisa jaga omongan :'( ). Yang bikin tweet atau status hati-hati ya.

" Uh, saya bla bla bla, gimana ya? Bla bla bla, kok gini ya?? Bla bla bla"

Ada juga yang hobinya ngeluh. Risih sih. Tapi karena itu hak, ya saya tidak bisa apa-apa. Hati-hati loh, pihak HRD atau psikolog bisa langsung menilai kepribadian anda. " Orang ini hobinya ngeluh di jejaring sosial, bisa-bisa kalau diterima kerja dan dia tidak suka kerja disini, dia bakal menulis yang aneh-aneh" atau calon jodoh anda akan berfikir, " Waduh, nggak jadi taaruf ah, orang ini pengeluh, ntar gaji saya kecil dia ngeluh di jejaring sosial, ngejelekkin saya".

Saya punya prinsip, masalah itu diceritakan pada Tuhan, keluarga, orang tepercaya atau sahabat baik. Tidak semua orang perlu tahu. Saya seperti itu, walau ternyata beberapa orang didekat saya tidak berfikir seperti itu. Jadi rasanya percuma menganggap 'kita adalah teman'. Tapi tenyata saya tidak tahu apa-apa dan orang yang saya anggap 'teman' atau 'saudara' atau 'orang penting' ternyata tidak menganggap saya seperti saya menganggapnya.

Ya seperti itulah. Komposisi ini untuk mengingatkan, "Ketika anda bersama dengan orang-orang dekat anda, bicaralah dengan mereka, tinggalkan sejenak dunia burung, wajah buku dsb, karena anda mungkin tidak punya kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan mereka lagi, allahu alam".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Premis, Logline, dan Sinopsis

Contoh Kerangka Karangan (Outline) Novel

Mai Kuraki in the poetry