Saat hari esok berhias mimpi penuh dengan kebahagiaan
Seketika petaka menyapa, hari esok penuh mimpi buruk
Terkadang sesuatu datang tanpa permisi
Siap atau tidak kita hanya bisa menerima
Kesedihanmu kesedihanku, buang bersama air mata
Cinta ini akan mengalahkan kenangan pahit yang kita punya
Air matamu air mataku, biar kembali ke tanah
Masih akan ada hari esok untuk kita temukan bahagia
Betapapun pedihnya kesedihan dihati ini
Segera atau nanti sedih kan jadi bahagia
Biarkan waktu kan mengobati kepedihan dihati
Walau tak akan bisa terlupa, setidaknya akan jadi kenangan
Jangan berhenti untuk bermimpi, jangan pernah menyerah
Tuhan bilang akan mengabulkan asal doamu tak pernah putus
Saat hari esok berhias mimpi penuh dengan kebahagiaan
Seketika petaka menyapa, hari esok penuh mimpi buruk
Tapi percayalah waktu trus berjalan mengobati luka hati
Lihatlah lurus ke arah depan, hari esok “kita pasti bahagia”
Walau laguku sampai disini doaku akan terus berlanjut
Note :
Saya menulis lagu Astenia ini sudah cukup lama...kalau nggak salah, waktu ada bencana banjir bandang beberapa waktu yang lalu, sebelum bencana mentawai dan merapi. Saya lupa -_- yang pasti...ditulis karena terinspirasi dari bencana alam. Astenia sendiri berarti mengumpulkan kekuatan perlahan-lahan, orang-orang yang terkena musibah dan kesedihan...pasti keadaannya sedang down dan rentan, sehingga...saya menulis lagu yang mengajak para korban untuk bangkit dari kesedihan, ya...walaupun dengan cara perlahan-lahan, yang pertama...mereka harus memiliki niat untuk bangkit dalam dirinya sendiri dulu...dan yang bisa saya lakukan adalah..menulis sebuah lagu yang saya harap bisa sedikit membangkitkan semangat untuk terus berjuang ^_^
Saya harap semua orang yang sedang dilanda kesedihan dan kesusahan...tetap dekat pada Tuhan, jangan menyalahkan Tuhan dan jangan menjauh dariNya. Karena...Tuhanlah yang dapat melakukan semuanya, jadi yang terpenting adalah Tuhan dan Doa. Karena itu saya menulis " Walau lagu ini berakhir, doaku akan terus berlanjut".
Setelah menulis algoritma (calon) penulis , saya akan memberi contoh mengenai kerangka karangan alias outline. Tahun lalu, penerbit Elex Media Komputindo menyelenggarakan kompetisi menulis outline. Saya langsung putar otak, mencari cara menulis kerangka karangan yang benar karena biasanya sekena saja kalau menentukan outline. Untungnya saya punya beberapa buku menulis, tentunya ditulis oleh penulis-penulis yang punya nama. Contohnya buku Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu milik Winna Efendi. Salah satu pembahasan di buku tersebut adalah menulis kerangka karangan + contohnya. Belajar dari contohnya Winna Efendi, saya merancang kerangka Let's Be Platonic . Dan kerangka amburadul itu -kala itu EYD saya amat-sangat-sangat berantakan, sekarang pun masih berantakan- mengantarkan saya ke gathering & fun writing workshop romance novel dan akhirnya membuat saya bergabung dengan keempat penulis lain di bawah bendera novel Yesterday in Bandung - sudah terbit
Hai-hai! Saya mau bagiin salah satu proyek yang saya tulis naskah + editorin yaitu SRI ASIH GANIS di #ceritaganis. #Ceritaganis adalah salah satu lini konten yang mengangkat cerita SRI ASIH Rengganis ketika berusia 15-16 tahun dan kehilangan kucing kesayangannya. Kala mencari kucingnya, dia malah berhadapan dengan sindikat penjahat kejam yaitu MATA SERIBU. Bersama tim Bumilangit, #ceritaganis mencoba pendekatan utas Twitter: https://lnkd.in/gd3aZvXm di season 1. Di season 2, pendekatan yang dipakai adalah video reels di Instagram dan Youtube: https://lnkd.in/gtQbYR7D Silakan dibaca dan ditonton dengan GRATIS! #bumilangit #sriasih #rengganis
KH. Abdul Malik Tadjuddin adalah seorang ulama Pejuang dan Pendidik di Palembang yang lahir pada hari Sabtu tanggal 7 September 1918 / l Dzulhijah 1337 H di Palembang, wafat pada jam 14.45 WIB hari Kamis tanggal 10 Juma‟dil Awal 1421 H / 10 Agustus 2000 pada usia 82 tahun menurut kalender Masehi atau 84 tahun menurut kalender Hijriyah, merupakan anak ke dua dari 6 (enam) bersaudara pasangan Tadjuddin bin Anang dengan Maimunah binti Kiyai Haji Royis. Beliau dimakamkan pada hari Jum‟at / 11 Agustus 2000 ba‟da sholat Jum‟at di pemakaman keluarga ungkonan H.Nang Lenggok 3-4 Ulu Palembang. Di kalangan masyarakat di daerah Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang, KH. Abdul Malik Tadjuddin merupakan cucu seorang Kiyai di 1 Ulu bernama Kiyai Haji Royis (beliau salah satu Imam Sholat di Masjid Kiyai Merogan masa itu), tidak heran bila bakat untuk menjadi penda'wah atau ulama adalah warisan darah sang datuknya, sehingga saat beliau masih berumur 12 tahun sudah pandai berdakwa
Komentar
Posting Komentar